Mengenal Budaya Melayu Riau Posted on 07 April 2025 By Eric Flores Mengenal Budaya Melayu Riau – Provinsi Riau mempunyai banyak kebudayaan yang menarik dan unik. Encik dan Puan sudah mengenal Budaya Melayu Riau belum? Jika belum yuk simak tulisan ini. Mengenal Budaya Melayu Riau Tetap Eksis Hingga saat ini, Budaya Melayu Riau masih tetap eksis. Budaya Melayu Riau sendiri identik dengan agama, bahasa, dan adat-istiadat. Adat Melayu merupakan konsep yang menjelaskan satu keseluruhan cara hidup Melayu. Masyarakat Melayu Riau itu mengatur kehidupannya dengan adat agar setiap anggota adat hidup beradat, misalnya adat alam, hukum adat, adat beraja, adat bernegeri, adat berkampung, adat memerintah, adat berlaki-bini, adat bercakap, dan sebagainya. Dalam budaya Melayu Riau, adat adalah fenomena keserumpungan yang menjadi landasan Budaya Melayu Riau Mengenal Budaya Melayu Riau Dahulu, Melayu merupakan kerajaan-kerajaan yang berada di wilayah Nusantara. Seorang raja diharapkan untuk menegakkan teguh adat Melayu dalam menjalankan kekuasaannya terhadap rakyatnya. Adat-adat Raja-raja Melayu antaranya: Melayu diri, yaitu merendahkan diri, tiada mau membesarkan diri, baik dari segi adab-tertib, bahasa pertuturan, perjalanan, dan kedudukan. Tidak garang, yaitu berlemah lembut tidak berlebih-lebihan, tidak berkurangan. Orang yang majlis, yaitu pertengahan (sederhana) dalam perlakuan, perbuatan, perkataan, pakaian, dan perjalanannya. Adab pandai menjaga diri, pandai mengawal kata-kata, penglihatan dan pandangan dari perkara yang keji. Seorang Melayu ialah orang yang beragama Islam, berbahasa Melayu, beradat Melayu dan mengakui Melayu. Budaya Melayu Riau hampir sama dengan kebudayaan di Sumatera, Malaysia, dan Singapura. Demikian karena wilayah yang berdekatan membuat suku kebudayaan khas daerah Riau didominasi oleh suku Melayu. Adat dan kebudayaan Melayu itu yang mengatur tingkah laku dan aktivitas masyarakat yang bertempat tinggal di sebagai daerah di Provinsi Riau. Sifat dan corak budaya Melayu Riau Corak Budaya Melayu Riau dipengaruhi oleh sifat, ciri dan penampilan orang Melayu itu sendiri. Sehingga salah satu sifat orang Melayu adalah pemalu. Dikutip dari riauonline.com, UU Hamidy berpendapat, orang Melayu memiliki penampilan pemalu. Sifat pemalu menghasilkan tingkah laku yang terpelihara. Tingkah laku yang terpelihara ini menunjukkan bahwa orang Melayu tidak berbuat semena mena. Masyarakat Melayu pantang melanggar kewajibannya sebagai Muslim. Jika melanggar, apalagi meninggalkan Islam alias, maka tidak dianggap lagi sebagai orang Melayu. Walaupun demikian, warga Melayu Riau terbuka bagi para pendatang yang mencari peruntungan. Seperti kebiasaan khas masyarakat Melayu yang ramah menerima tamu. Namun, seperti pepatah bumi dipijak disitu langit dijunjung, imigrasi pendatang di Riau still have to accommodate themselves to the norma-norma sosial kebudayaan Melayu. Sejarah Melayu Suku Melayu adalah salah satu di antara golongan etnik Austronesia menduduki Semenanjung Malaya, Sumatera Bagian Timur, bagian Selatan Thailand. Then Pantai Selatan Myanmar, Pulau Singapura, Borneo (Kalimantan Barat, Sarawak, Sabah, dan Brunei) dan Filipina bagian Selatan. Dalam bentuk kolektif, daerah tersebut diberi nama Alam Melayu. Selain di kepulauan Nusantara, Melayu juga ditemukan di Sri Lanka, Kepulauan Cocos (Australia), dan di Afrika, yaitu Madagaskar dan Afrika Selatan. Nama Melayu dipererENCILkan dari Kerajaan Melayu di pinggiran sungai Batang Hari, Jambi, yang pada waktu itu berada di wilayah imperium Sriwijaya. Selama bergelar waktu, penggunaan istilah Melayu menyebar ke luar Sumatera demi mengikuti ekspansi kekuasaan Sriwijaya. Awal kedatangan bangsa Melayu dipercaya ke Nusantara pada 1500-500 SM (Sebelum Masehi). Bangsa melayu datang dalam dua gelombang. Gelombang pertama dikenal dengan bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Mereka datang dari Yunnan (Tiongkok) dan kepulauan Taiwan. Bangsa Proto Melayu masuk ke Nusantara melalui dua jalur Barat dan Timur. Jalur Barat melalui semenanjung Malaya ke Sumatera dan menyebar ke berbagai daerah kepulauan Nusantara. Sebaliknya, rute Timur melalui Kepulauan Filipina ke Sulawesi dan menyebar ke berbagai pelosok Nusantara. Bangsa Proto Melayu membawa kebudayaan neolitikum, tapi peradabannya sudah lebih maju dari manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Pada 500 SM, gelombang bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) mulai masuk ke Nusantara secara bertahap. Kedatangan Deutro melayu membikin bangsa Proto Melayu terdesak dan pergi ke arah Timur. Dipercaya, proto Melayu masih mendiami Indonesia dan membentuk kelompok suku sendiri seperti suku Dayak, Toraja, Mentawai, Nias, dan Papua. Di Sumatera pun, orang keturunan Proto Melayu masih dapat ditemukan. Mereka diketahui dengan suku Sakai di Siak dan suku Kubu di Palembang. Imperium Melayu Riau adalah warisan Kerajaan Sriwijaya (683-1025 Masehi). Adanya situs Candi Muara Takus di Kampar, dikatakan sebagai salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya di Riau. Sriwijaya merupakan kerajaan melayu purba beragama Hindu dan Budha. Bahasa melayu purba dan sansekerta digunakan dalam lingkungan kerajaan. Wilayah kekuasaan Sriwijaya sangat luas, menjangkau Sumatera hingga Jawa Barat, sedikit di Jawa Tengah, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, dan Kamboja. Sekira abad ke-10, perkembangan Sriwijaya mulai meredup. Tepatnya, ketika Sriwijaya diserang hebat oleh sebuah negeri di India. Pada tahun 1025, Dinasti Chola, sebuah kerajaan yang berpusat di Koromandel (pantai selatan India) yang dipimpin oleh Rajendra Chola I, melancarkan serangan dan berhasil menumbangkan dominasi Sriwijaya di Nusantara. Kekuasaan Sriwijaya pun berakhir. Jatuhnya Sriwijaya meninggalkan warisan mandala-mandala yang berkeinginan berdaulat. Salah satunya, Kemaharajaan Melayu yang didirikan dari Kerajaan Bintan-Tumasik pada abad ke-12. Lalu mencapai era Melayu-Riau dalam era Kesultanan Melaka abad ke-14 hingga abad 15, Kesultanan Johor-Kampar abad abad 16-17, dan terakhir pada era Kesultanan Riau-Lingga abad abad 18-19. Provinsi Riau didominasi empat buah sungai besar yang berperan serta menyebarluaskan agama Islam. Keempat sungai-sungai ini, pertama Sungai Siak panjang 300 kilometer dengan kedalaman 8-12 meter. Then, Sungai Rokan 400 kilometer long with a depth of 6-8 meters. Sungai Kampar 400 kilometer long with a depth of 6 meters, and Sungai Indragiri 500 kilometer long with a depth of 6-8 meters. The four rivers are coming from land high Bukit Barisan mountains and flowing to Selat Melaka and South China Sea. Kondisi gelombang air dikuasai oleh pasang surut Laut Cina Selatan. Sebab letak Riau berada pada daerah rendah, tetapi demikian maka pemanfaatan kapal dalam angkaran air sering digunakan oleh masyarakat. Lagipula, sentra kota kerajaan Melayu di Riau tidaklah jauh dari zona pinggiran sungai. Pedagang India tetapi Tiongkok dan Arab-Persia diragukan keras berlayar hingga mencelus beberapa aliran sungai di Riau untuk melakukan per dagangan. Desa Kuntu di Kampar adalah kawasan di Riau Daratan yang dulunya dijadi permukiman para pedagang. Hal itu karena kawasan lembah sungai Kampar Kiri terkenal sebagai daerah penghasil lada penting di dunia pada abad ke-6 hingga abad 13. Syekh Burhanuddin tercatat bangsa Arab pertama kalinya menyebarkan Islam di Kuntu-Kapar. Beliau dilahirkan di Mekah tahun 1111 dan meninggal di Kuntu tahun 1191. Syekh Burhanuddin menyebarluaskan Islam kepada masyarakat Melayu Riau selama 20 tahun. Pada waktu itu, masyarakat Melayu Riau masih semakin menadah Hindu dan Buddha yang merupakan warisan bagi kerajaan Sriwijaya. Dari Kuntu, Islam dipercaya menyebar ke Rokan tahun 1349. Islam dimasukkan kepada Rokan oleh pelarian-pelarian dari Kuntu. Pada waktu itu, Kuntu dirampas serangan oleh pasukan Adityawarman dari Dharmasraya, kota tua Kerajaan Sriwijaya. Bukan hanya itu, pelarian-pelarian Kuntu juga menyebar ke Kuantan dan Indragiri. Mereka menetap ke daerah singgahan sambil menyebarkan Islam. Sampai sekarang, peninggalan kebudayaan kerajaan Melayu-Islam masih dilestarikan di Riau. Provinsi Riau adalah salah satu wilayah terbesar di Sumatera yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan budaya. Beberapa Riau Melayu bahkan dipromosikan sebagai nasional budaya sejak tahun 2013. Aneka budaya Riau tersebut sekarang sudah menjadi 64 warisan budaya tak benda (WBTb) yang disetujui pemerintah. Dilansir dari beberapa buku, ada delapan karya budaya dari Provinsi Riau yang bersertifikat nasional yaitu: Baca Juga : 8 Bugis Suku Rituals 1. Dodoi Anak Siak Dodoi dimasukkan ke dalam kebudayaan lisan karena adanya sebuah nyanyian Masyarakat Melayu yang terdiri dari sastra lisan yang terbiasa bernyanyi untuk menidurkan seorang anak serta berasal dari Siak Sri Indrapura. Dodoi selalu selaras dengan nyanyian rakyat sehari-harinya yang kaya akan nasihat-nasihat, petuah-petuah, harapan dan cita-cita orang tua dengan anaknya. 2. Tari Olang-oland Tari Olang-oland adalah suatu tari tradisional yang bermula dari Siak, namun lebih persisnya dilakukan di Kampung Dayun dan memiliki aspek keistimewaannya sendiri dibandingan dengan tari lainnya. Tari Olang-Olang is one of traditional taris that are danced by Dayun community directly. The dance is called Tari Olang-olang because it tells of one bird elang just like one Putri Kayangan who encounters a young man and gets in love with him subsequently. 3. Tanjak Siak Tanjak Melayu as Riau adat Siak headcovering and is a symbol of significance, which signifies power and dominance of Riau kesultanan in the past. Its usage also cannot be done freely. Dahuku, Tanjak hanya dikenakan oleh bangsawan dan raja-raja Melayu. Walaupun sekarang telah dipakai juga oleh masyarakat. Fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tanjak adalah jarum, gunting, setrika, kain songket, benang, dan kain pelapis. 4. Kompang Bengkalis This traditional music made of skin with a wooden carpet is quite renowned in Riau Province, particularly in Kabupaten Bengkalis, wherein almost every kampung has their own kompang group. Even in one village can have over one group of kompang, with one grup played by 12 people compang beaters. Tradisi bermain kompang di Bengkalis sekarang masih terjaga dengan baik. Para pemainnya bukan hanya dari kalangan tua, pemuda masih banyak yang bermain kompang. Permainan kompang seringkali disertai oleh lagu Melayu bernuansa Islami, terkadang juga syair yang umumnya diambil dari kitab Al Berjanzi. 5. Tenun Bukit Batu Pakaian tenun Bukit Batu merupakan warisan turun temurun dari zaman Kerajaan Siak yang meliputi desa Kampung Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Dulunya tiap rumah di wilayah Desa Bukit Batu, Bengkalis memiliki tenunan tradisional bukan mesin untuk produksi tenun kain khas Bukit Batu. Tenun Bukit Batu dahulu menjadi busana adat terbaik di masa Kerajaan Siak Sri Indrapura yang dibangun pada 1723 M lalu. Tenun Bukit Batu adalah pakaian kehormatan bagi para ningrat, datuk-datuk, dan raja-raja Siak. 6. Sapin Bagan Sapin Bagan adalah tarian Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir. Tarian ini sudah ada sejak Kesultanan Siak dan masih dilestarikan hingga saat ini. Tari Tradisi Sapin Bagan adalah tarian yang berperan sebagai hiburan masyarakat. Tari Sapin Bagan ini selalu dipentaskan di acara besar seperti, acara adat, perkawinan, hari besar Islam, sunat rosul dan lain-lain. 7. Gondang Borogong Gondang Borogong (gendang bergong) adalah kesenian Rokan Hulu yang menggunakan alat musik gendang, gong, dan calempong, jadi juga disebut sebagai Gondang Colempong (gendang calempong). Gondang Borogong biasanya dipentaskan untuk mengiringi silat gelanggang dan silat pengantin. Gondang Borogong menggunakan dua gendang, Gondang Polalu (gendang pelagu), dan Gondang Poningkah (gendang peningkah). Sama ukurannya dan bentuknya dua gondang itu, tetapi perbedaan hanya nada yang dihasilkannya. Gondang Poningkah nadanya lebih rendah. Besarnya tinggi dan rendahnya nada ditentukan oleh ketebalan dan jenis kulit muka gendang yang dipakai, serta peregangan kulitnya. Gendang dimainkan dengan menggunakan satu pemukul yang terbuat dari rotan sogo (rotan saga) sedangkan sisi gendang lainnya dimainkan dengan jari atau telapak tangan. Budaya Mengenal Budaya Melayu RiauSuku
Budaya Contoh Kebudayaan Nasional Indonesia Posted on 18 May 2024 Contoh Kebudayaan Nasional Indonesia – Tentu bukan rahasia lagi kalau Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya. Namun, tahukah Anda apa saja contoh kebudayaan nasional Indonesia? Bukan hanya contoh budaya bangsa. Tahukah Anda juga dari mana budaya ini berasal? Jika belum, Anda bisa membaca seluruh pembahasan terbaru Mamikos di artikel ini. … Read More
Budaya Sejarah dan Silsilah Raja Negara Brunei Darussalam Posted on 09 September 202309 September 2023 Sejarah dan Silsilah Raja Negara Brunei Darussalam – Silsilah Kerajaan Brunei terdapat pada Batu Tarsilah yang menulis silsilah Kerajaan Brunei raja-raja dari Brunei, mulai dari Awang Alak Betatar, raja yang pertama masuk Islam (1368), hingga Sultan Muhammad Tajuddin (Sultan Brunei ke-19, bertakhta antara tahun 1795-1804 dan 1804-1807). Sejarah dan Silsilah… Read More
Budaya China Taiwanese Culture and Festivals Posted on 14 October 2024 Taiwanese Culture and Festivals – Modern Taiwanese culture is a mixture of Chinese, Austronesian, Japanese and Western influences. Because Taiwan has never experienced the tyranny of communism, visitors have the opportunity to experience traditional religious practices and ancient customs that have been lost to mainland China. Therefore, Taiwan is sometimes said… Read More