Keanekaragaman Budaya Modern Indonesia Tahun Di Tahun 2024 – Yayasan Warisan Budaya Indonesia di database saya. Mungkin organisasi ini relatif baru atau informasinya tidak tersedia secara luas di platform yang saya akses.
Keanekaragaman Budaya Modern Indonesia Tahun Di Tahun 2024
Jika ini adalah organisasi atau yayasan baru, atau organisasi yang sudah dikenal secara lokal, mungkin ada baiknya Anda menghubungi sumber-sumber lokal, situs web resmi, atau langsung ke pihak berwenang di Indonesia untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Sumber-sumber seperti kantor kebudayaan Indonesia, kementerian kebudayaan dan lembaga swadaya masyarakat dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang Yayasan Warisan Budaya Indonesia.
Baca juga : Mengungkap Budaya Paling Unik di Dunia 2024
Presiden Yayasan WBI Yanti Airlanga mengatakan bahwa Cap Go Meh 2024 diselenggarakan sebagai sebuah kebanggaan dan kebahagiaan. Menurut Yanti, Cap Go Meh merupakan bagian dari rangkaian acara Imlek yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tionghoa.
Cap Go Meh yang berarti Malam Kelimabelas dalam dialek Fujian dan diselenggarakan pada hari ke-15 dari Tahun Baru Imlek ini merupakan rangkaian acara untuk melengkapi Tahun Baru Imlek.
Berasal dari dialek Fujian yang berarti Malam Kelimabelas dan diadakan pada hari ke-15 dari Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh merupakan rangkaian acara penutup Tahun Baru Imlek.
Anggota WBI, Didi Budiarjo, mengatakan bahwa bersama dengan Warisan Budaya Indonesia, acara Cap Go Meh diselenggarakan di Majapahit Lounge, Darmawangsa.
Menurutnya, para tamu undangan yang hadir mengenakan pakaian peranakan. “Pakaian ala peranakan merupakan asimilasi budaya Indonesia dan Tionghoa, salah satunya adalah kebaya ensim yang biasa dikenakan oleh wanita Tionghoa yang sudah menikah,” kata Didi.
Kebaya ensim sering dipadukan dengan kain batik dari berbagai daerah di Jawa, termasuk Semarang, Lasem, Tuban, Surabaya, Pukalongan, dan Cirebon.
WBI menggambarkan Cap Go Meh 2024 sebagai sebuah kebanggaan dan kebahagiaan. Foto: Dokumentasi WBI.
Perayaan ini juga didominasi oleh warna-warna cerah seperti merah muda, kuning, ungu, oranye, biru dan hijau.
“Motif yang ditonjolkan adalah bunga dan burung merak,” kata Didi.
Kostum khas Peranakan lainnya adalah cheongsam, pakaian tradisional wanita Tionghoa.
Cheongsam Indonesia terbuat dari kombinasi kain batik Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, sehingga memberikan kesan yang kaya.
Peragaan busana dari desainer WBI, Nita Seno Azi, Putro, Putri Pare, Wilsen, Gea Sukasa, Mel Ahyar, Karmanita, Didi Budiarjo, Danny S & Denny Wirawan, menambah kemeriahan acara Cap Go Meh. Acara ini juga menampilkan karya Axan, Yana, Tiyasa, EPA, Eko Kemenko dan Mariko.
“Semuanya mengandung sentuhan budaya Peranakan yang kaya dan mempesona,” kata Didi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh penyelenggara WBI, Sjamsidar Isa.
Baca juga : Tas Wanita Michael Kors Jet Set Tote Jadi Ikon Tas Modern 2024
Sjamsidar mengatakan bahwa biasanya acara Cap Go Meh dibumbui dengan pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa di acara ini. “Acara Cap Go Meh ini juga sekaligus menjadi pembukaan Galeri Toko WBI di Bimasena. Berlokasi di Balai Majapahit, galeri ini memungkinkan pengunjung untuk melihat dan membeli berbagai limbah budaya Indonesia dan kerajinan tangan yang merupakan hasil karya para pelaku UKM budaya. Galeri WBI ini juga diharapkan dapat menjadi tempat di mana para pemerhati budaya dapat bersama-sama memamerkan hasil karyanya,” kata Sjamsidar.