Budaya Sehari-hari di Korea Selatan – Dunia hiburan K-pop bukan satu-satunya industri yang berkembang di Korea Selatan. Negeri ginseng ini juga dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Setiap tahun banyak siswa dari seluruh dunia memutuskan untuk melanjutkan studi di sana.

 

Budaya Sehari-hari di Korea Selatan

surlerythme – Sebelum melanjutkan studi ke negeri ginseng ini, ada baiknya Anda mengenal budaya Korea Selatan terlebih dahulu. Artikel ini akan membantu Anda memahami budaya Korea Selatan, memahami ciri-ciri masyarakat Korea Selatan secara umum. meningkatkan komunikasi dan memulai hubungan pada platform yang tepat.

BAHASA KOREA SELATAN

Orang Korea berbicara satu bahasa dan sekitar 70 juta orang berbicara bahasa Korea di dunia. Struktur bahasa, tata bahasa, dan kosakatanya mirip dengan bahasa Jepang. Dialek bersifat regional, berbeda terutama dalam hal aksen, tetapi sangat mirip sehingga memahami pembicara atau pendengar tidak menjadi masalah. Perbedaan terbesar antar dialek juga berkaitan dengan status sosial. Tingkat melek huruf di Korea adalah salah satu yang tertinggi di dunia, karena bahasa tulisan yang diciptakan pada pertengahan abad ke-15 bersifat fonetik untuk memungkinkan orang Korea menggunakan satu bahasa.

Rivenko

Rivenko adalah bentuk sapaan tradisional di Korea Selatan. Jabat tangan sering dilakukan oleh laki-laki. Tangan kiri harus menopang tangan kanan ketika berjabat tangan. Sementara itu, wanita Korea tidak selalu berjabat tangan, melainkan sering membungkuk.

Gaya Komunikasi

Komunikasi bisa jadi sulit di Korea Selatan karena mereka tidak suka mengatakan tidak. Mengatakan “tidak” dianggap sebagai etika yang buruk. Sedikit lebih rendah. Postur tubuh yang baik dan bahasa tubuh yang positif sangat membantu dalam komunikasi. Kesabaran dan kesopanan harus tetap dijaga. Jangan menggunakan bahasa tubuh yang berlebihan dan jelas.

 

Baca juga : Kebudayaan Malaysia Mirip dengan Indonesia

 

Privasi

Orang Korea tersinggung jika menyentuh seseorang yang tidak mereka kenal. Jangan menepuk punggungnya atau memeluknya. Kontak mata yang terlalu lama dan langsung dapat dianggap tidak sopan, terutama dengan orang lain yang status sosialnya lebih tinggi.

Etiket Hadiah

Orang Korea adalah orang yang murah hati dan suka memberi hadiah. Terimalah kado tersebut dengan kedua tangan, namun jangan langsung membuka kado tersebut, melainkan tunggu hingga pemberinya pergi. Balas budi dan tawarkan sesuatu yang setara. Jika ingin memberikannya sebagai kado, pastikan untuk membungkus dan menyajikannya dengan menarik. Hindari kertas kado berwarna gelap, terutama yang berwarna merah, dan pilihlah kertas berwarna kuning/hijau cerah. Jika Anda diundang ke rumah orang Korea, bawalah oleh-oleh untuk tuan rumah. Cokelat, permen, kue, atau bunga lebih baik daripada alkohol. Jangan memberikan hadiah yang terlalu mahal, karena orang Korea merasa berhutang budi saat menerimanya.

Berkunjung

Selalu melepas sepatu sebelum memasuki rumah seseorang. Dimungkinkan untuk terlambat hingga tiga puluh menit tanpa pelanggaran, tetapi ketepatan waktu sangat diperhatikan. Ingat, jangan pernah menumpahkan minuman Anda sendiri. Tuan rumah akan melakukannya di depan Anda. Merupakan suatu kehormatan untuk diundang ke rumah orang Korea (terutama jika untuk makan), jadi penting untuk memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Bersikaplah sopan, hormat, dan hormati sopan santun mereka. Bawalah oleh-oleh sebagai balasan atas kebaikan orang yang mengundang Anda.

BUDAYA DAN MASYARAKAT KOREA SELATAN

Agama dan Keyakinan

Korea Selatan mendukung kebebasan beragama. Konfusianisme, Buddha, dan Kristen adalah agama resmi utama. Banyak orang Korea yang percaya pada roh nenek moyang mereka dan mengikuti ritual. Konfusianisme adalah filsafat sosial dan politik yang lazim dalam budaya Korea.

Hari Libur Besar

Korea mempunyai dua hari libur utama, yaitu Tahun Baru (bulan purnama kedua setelah titik balik matahari musim dingin) dan Chuseok (bulan purnama kedelapan). Perayaan festival ini dirayakan di sekitar leluhur dan keluarga.

 

Baca juga : Tas Kulit Wanita Klasik dan Elegan

 

Keluarga

Keluarga adalah bagian integral dari budaya dan kehidupan Korea Selatan. Perjodohan adalah hal biasa. Pernikahan dianggap sebagai ritus peralihan. Perceraian jarang terjadi, namun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Silsilah leluhur ada dimana-mana. Secara tradisional, seluruh harta keluarga diwarisi oleh anak laki-laki tertua. Namun, hal ini baru-baru ini diubah dan sekarang setara dengan perempuan. Anak sulung mengambil tanggung jawab tambahan untuk keluarganya dan merawat orang tuanya di hari tua.

Kuliner

Masakan Korea berbahan dasar nasi, sayuran, dan daging. “Kimchi” adalah hidangan nasional. Kimchi terbuat dari berbagai sayuran, yang kemudian difermentasi dan disimpan dalam waktu lama. Banchan adalah lauknya. Banchan sering kali disiapkan dalam jumlah banyak dan disajikan dengan hidangan utama. Selain untuk konsumsi sehari-hari, makanan juga digunakan dalam upacara-upacara khususnya pernikahan, ulang tahun dan penghormatan kepada leluhur.

KONSEP SOSIAL DAN ETIS DI KOREA SELATAN

Konsep Kibun

Kibun adalah sebuah kata yang tidak memiliki terjemahan bahasa Inggris. Istilah yang lebih dekat adalah kebanggaan, wajah, suasana hati, perasaan atau keadaan pikiran. Ketika Anda menyakiti kibbutz seseorang, Anda merusak harga dirinya, menyebabkan dia kehilangan martabat dan rasa malu. Hubungan Korea bekerja berdasarkan prinsip keharmonisan. Penting untuk selalu menjaga suasana tenang dan nyaman, meskipun itu berarti “berbohong”.

Penting untuk bisa menilai kondisi kibun orang lain sekaligus menjaga kibunnya sendiri. Dalam bisnis, kepemimpinan seorang pemimpin akan terganggu jika bawahannya tidak menunjukkan rasa hormat yang semestinya. Jika atasan mengkritiknya di depan umum, kibbutz bawahannya akan rusak. Nunchi adalah kemampuan menggunakan mata untuk menentukan kibu orang lain. Karena budaya ini sangat mementingkan keharmonisan sosial, kemampuan menilai keadaan pikiran orang lain adalah kunci untuk menjaga kibun seseorang. Nunchi dicapai dengan mengamati bahasa tubuh dan mendengarkan nada suara dan apa yang dikatakan.

Penamaan

Di Korea Selatan, kedudukan nama merupakan kebalikan dari budaya Barat. Nama depan adalah nama belakang dan nama belakang adalah nama asli. Sangat tidak sopan jika langsung memanggil orang Korea dengan nama aslinya. Untuk mengatasinya memerlukan penggunaan istilah seperti Tuan, Nyonya atau penggunaan gelar profesional, dll.

Tabu dalam Budaya Korea Selatan

  • Jangan memakai sepatu di tempat ibadah atau di rumah orang lain.
  • Jangan menginjak furnitur.
  • Jangan makan atau minum di tempat umum sambil berjalan.
  • Jangan meletakkan ibu jari di antara jari tengah dan telunjuk saat mengepalkan tangan, karena itu tidak sopan.
  • Jangan menggunakan tinta merah saat menulis surat. Itu adalah simbol kematian dan dimaksudkan hanya untuk menuliskan nama orang yang meninggal. Ini dianggap sial dan menandakan bahwa Anda menginginkan kematian penerimanya.
  • Jangan berdiri terlalu dekat dengan orang pertama yang Anda temui.